Wednesday, December 14, 2016

As if your eyes hold galaxy in there

Aku menatap sekeliling, segerombolan orang tengah berkumpul menatap layar kaca yang tergantung di sudut ruangan restoran. Sangking asiknya menonton, ada yang sampai jongkok-jongkok, lompat-lompat, tegang menunggu tim dukungannya mencetak gol. Ada yang berteriak mengeluh ketika
usahanya tidak berhasil, bersorak-sorai ketika gawang berhasil dibobol. Sedangkan diseberang, ada satu restoran tidak memiliki televisi, tapi untungnya ada alternatif. Ada seseorang memiliki handphone yang dapat memutar pertandingan bola itu. para pegawai berkumpul dalam satu lingkaran, menikmati pertandingan dari layar handphone. Bayangkan, mereka harus berdempetan, dengan satu orang memegang ponsel, ponsel yang ukurannya tidak lebih besar dari dompet Pradaku. Tahu kan dompet wanita ukurannya seberapa? Dan dikelompok itu ada setidaknya 8 pegawai yang berhimpitan, berusaha melihat layarnya itu. Meskipun dalam keadaan seperti itu, mereka tetap bisa menikmatinya. Menonton di layar sekecil itu, mereka masih bisa terhibur, seperti aku yang terhibur dan nyaman, menonton bola matamu. Dua layar yang seukuran koin, terlalu kecil untuk dinikmati banyak orang. Maka itu hanya dinikmati olehku saja. Bola matamu yang membesar ketika mendengar cerita-cerita anehku dikantor. Bola matamu yang menatapku dalam-dalam ketika aku hendak memimpin presentasi, memberiku semangat. Bola matamu yang seakan langit, galaksi dan bintang-bintang, semuanya berpindah kesitu. Indah, menenangkan. Dua bola matamu yang sekecil koin itu lebih menghibur dibandingkan 22 orang tengah memperebutkan bola, saling mencoba membobol gawang satu sama lain di layar kaca.

No comments:

Post a Comment